SOKOGURU, JAKARTA: PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) terus memperkuat posisinya sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.
Setelah resmi ditunjuk sebagai salah satu pengelola bisnis bank emas atau bullion bank pertama di Indonesia pada 26 Februari 2025, BSI berkomitmen untuk mengembangkan emas sebagai komoditi unggulan dalam sektor perbankan syariah.
Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, mengungkapkan bahwa emas akan menjadi game changer baru di industri perbankan syariah.
Baca juga: 185 Ribu Calon Jemaah Haji Menabung, BSI Siap Beri Layanan Optimal
"Dengan potensi besar yang dimiliki emas, kami melihatnya sebagai alternatif investasi yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” jelas Anton.
“BSI sebagai pengelola bank emas pertama di Indonesia memiliki peran penting dalam memperkuat ekosistem ekonomi syariah," kata Anton dalam acara buka bersama dengan jurnalis media nasional di kantor pusat BSI di The Tower, Jakarta, Minggu (9/3).
Peluang Emas Indonesia yang Terus Berkembang
Indonesia memiliki potensi besar dalam pasar emas, yang masih relatif rendah per kapitanya di Asia Tenggara hanya 0,16 gram per orang.
Namun, dengan cadangan emas yang mencapai 2.600 ton dan produksi yang terus meningkat, Indonesia diperkirakan akan terus mengalami lonjakan dalam volume transaksi emas.
Baca juga: Perkuat Ekonomi Syariah di Aceh, BSI Dorong UMKM dan Pariwisata Lokal Berkembang
"Di BSI, kami melihat peluang besar untuk mengoptimalkan rantai pasok emas. Dengan memonetisasi aset emas yang kurang produktif, kami dapat memberikan kemudahan alternatif investasi syariah bagi masyarakat," tambah Anton.
Selain itu, kajian McKinsey menunjukkan bahwa emas yang beredar di Indonesia mencapai 1.800 ton, dengan proyeksi jumlah emas batangan yang dapat dimonetisasi sebanyak 321 ton.
Indonesia juga dikenal sebagai salah satu negara produsen emas terbesar di dunia, yang memproduksi sekitar 100 ton emas pada tahun 2020.
Keunggulan Layanan Bank Emas BSI
BSI siap menghadirkan berbagai inovasi dalam bisnis bank emas, dengan layanan unggulan seperti BSI Gold Karatase 99,99% SNI dan Sertifikat MUI.
Dengan lebih dari 110.000 agen di seluruh Indonesia, BSI menawarkan kemudahan akses melalui aplikasi super app BYOND by BSI yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi emas kapan pun dan di mana pun.
"Selain itu, kami juga mengembangkan BSI ATM Emas yang pertama di Indonesia, memberikan kemudahan bagi nasabah untuk mencetak emas secara langsung di pusat dan cabang BSI," ujar Anton.
Pertumbuhan Signifikan dalam Bisnis Emas
Selama tahun 2024, BSI berhasil mengelola total emas sebanyak 17,5 ton dengan volume transaksi mencapai 29,7 ton.
Melihat potensi pertumbuhan yang sangat besar, BSI pada tahun 2025 akan fokus pada dua lini utama dalam bisnis bank emas: penitipan emas dan perdagangan emas.
Layanan ini akan diperkuat melalui tiga layanan utama: BSI Emas Digital, BSI Gold, dan pengembangan BSI ATM Emas.
Potensi Emas Sebagai Solusi Investasi Jangka Panjang
Anton juga mengingatkan bahwa investasi emas bisa menjadi solusi untuk persiapan pelunasan ibadah haji, yang masa tunggunya bisa mencapai 15 hingga 20 tahun.
"Nilai emas yang terus naik setiap tahunnya menjadikannya sebagai pilihan investasi yang sangat relevan, terutama bagi mereka yang ingin merencanakan masa depan keuangan mereka," tambah Anton.
Baca juga: BSI dan BPJPH Kolaborasi Percepat Sertifikasi untuk Pelaku UMKM Makanan dan Minuman
Dengan lebih dari 21 juta nasabah dan 8 juta pengguna BYOND, serta jaringan kantor cabang yang mencapai 1.130 outlet, BSI siap untuk mengoptimalkan ekosistem bank emasnya dan mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.
Sebagai penutup, Anton mengungkapkan optimisme BSI dalam menghadirkan solusi keuangan yang inovatif dan berkelanjutan, yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. (SG-2)